Selasa, 05 September 2017

Tuhan

Aku menulis ini tanpa maksud mendeskripsikan Tuhan, lagipula siapa aku sampai Tuhan dapat ku deskripsi kan?

Tuhan tidak dapat kita definisi kan karena Tuhan bekerja di luar akal sehat manusia, di luar ekspektasi kita sebagai makhluk cipataan-Nya.
Mengapa? Tidak ada karena untuk jawabannya. Tuhan punya cara-Nya sendiri tanpa harus kita selami maka biarkan saja itu menjadi misteri. Jalani saja hidup ini tanpa banyak bertanya mengapa aku hidup atau kenapa harus seperti ini(?)

Apa yang kalian pikirkan tentang Tuhan mungkin atau pasti berbeda dengan yang kutuliskan karena memang manusia bebas berspekulasi.

Menulis tentang Tuhan itu sangat teramat sensitif, apalagi di lingkungan negeri yang katanya kesatuan dengan beragam budaya namun sering kali terpecah karena perbedaan itu.

Tuhan itu selucu kata "percaya tanpa harus melihat, berbincang tanpa harus bertatap dan mencintai tanpa harus tau"

Tuhan juga sebercanda hukum "memaafkan sebelum diminta dan meminta maaf walau tak bersalah"

Yang paling membuatku bingung adalah "berserah" ketika harus berjalan di bawah terik matahari, melangkah di tengah ribuan kerikil, menatap langit yang samar, berdiri tegak pada himpitan sesak dan bernafas dalam keadaan penuh debu.
Mungkin kalian mencibir kebingungan ini tapi coba berkaca, apakah kalian benar2 mengerti maksudnya?

Mungkin banyak dari kalian yang justru setuju dengan kalimat "Tuhan itu sulit dimengerti, kapan Tuhan berbicara, dengan apa Tuhan menjawab setiap doa dan kapan Tuhan menyatakan diri-Nya"
Dulu, aku juga setuju dengan itu tapi sekarang, ga! Karena apa? Alkitab. Semua pertanyaan kita ada jawaban di sana.

Mengerti maksud Tuhan melalui firman. Bukan hanya sekedar mengerti bahwa Tuhan mau kita mengasihi sesama termasuk mengasihi musuh kita atau orang yang menyakiti kita tetapi juga melakukannya dalam hidupmu.

Bicara dengan Tuhan melalui doa bukan hanya sekedar berterima kasih atas berkat hari ini dan meminta perlindungan untuk hari esok tapi ceritakan apa saja yang kamu alami/rasakan dan minta apa saja yang kamu butuhkan tapi jangan paksa Tuhan, biarkan semua terjadi seturut kehendak Tuhan.

Banyak cara Tuhan menjawab doa. Dengan firman itu pasti tapi bisa juga melalui ucapan/nasihat orang lain, renungan, buku, gambar atau apapun. Peka terhadap panggilan Tuhan bukan seolah telinga kita benar2 mendengar suara-Nya meskipun ada yang memiliki karunia itu tapi hati yang Tuhan khususkan untuk dapat merasakan hal paling sensitif sekalipun.

Jangan berkata kalian tidak pernah merasakan pernyataan Tuhan secara pribadi. Hembusan nafas dan jantung yang memompa seirama dengan nadimu itulah di mana saat Tuhan menyatakan diri-Nya terhadapmu. Bagimu yg memiliki kelainan jantung atau bahkan paru2 yg menyebabkan nafasmu tersendat bukan alasan Tuhan tidak menyatakan, ingat bahwa mata yang mampu menatap tajam kedepan adalah karunia dan banyak organ lain yang Tuhan anugrahkan.

Jika kalian ingin peka terhadap panggilan Tuhan, ketahuilah terlebih dahulu bahwa kamu berbeda dengan dunia ini.

Kenapa tercengang? Dunia memang tempat pertama kali panca indera kalian bereaksi tetapi panca indera itu milik Tuhan, bukan dunia! Sama seperti kalian dibentuk melalui kasih ayah & ibumu, lalu kamu bersemayam pada rahim ibumu dan bertumbuh pesat dengan mereka namun kamu bukan sepenuhnya milik mereka, Tuhan dapat kapan saja memintamu kembali pada-Nya.

Jika dunia berkata:
"Ketika mimpimu tak pernah terwujud, ya sudahlah"

Ketahuilah bahwa itu bukan berasal dari Tuhan karena perintah-Nya adalah berdoa dan berusaha lalu berserah bukan menyerah.

Saat dunia ini menipumu dengan kalimat "apapun keinginanmu dapat kau raih asal saja kau bekerja keras"

Tuhan hanya tersenyum dan berkat "kamu dapat memikirkan, meminta dan mengingini apapun tetapi jika itu di luar yang Ku kehendaki maka akan Ku tukar dengan yang terbaik"

Sekeras apapun kamu berlari, jika tidak sesuai maka kamu tidak akan pernah tiba pada garis finish sebab ada tertulis bahwa jalanmu bukan jalan Tuhan, waktu Tuhan bukan waktu kita.


Berdoalah, berusahalah, bermimpilah namun jangan lupa berserah tanpa harus menyerah lelah.

1 komentar: